6 Dec 2014

Pola Asuh Orang Tua kepada Anak ala Ali bin Abi Tholib

Assalamu alaikum

         Di zaman semakin maju ini, kita sangat dituntut untuk menjadi insan yang multitalenta. Namun melihat generasi masa depan kita yaitu para remaja, sungguh ironis jika kita sudah puas melihat mereka. Banyak sekali kasus kriminal yang dilakukan oleh remaja, dari yang pencabulan hingga pembunuhan. Bukan hanya tindakan kriminal saja, hingga kerusakan moral juga terjadi dimana-mana dari Sabang hingga Merauke. Tapi apakah kita langsung menghujat mereka bersalah dengan berbagai permasalahan maka mungkin mereka akan down atau juga ua malah akan menjaddi lebih liar lagi. Jadi siapakah yang harus disalahkan?
Jawabannya adalah tidak perlu ada yang disalahkan, namun kita harus tahu apa yang harus diperbaiki. Pertama bagaimana dengan pendidikan dari sekolah mereka? apakah harus diperbaiki? Pendidikan dari sekolah harus dapat menjadi benteng kedua sesudah benteng yang terbentuk dari Pola Asuh Orang Tua. Sebaik-baiknya pendidikan sekolah akan kurang berpengaruh jika Pola Asuh Orang Tua sangat minim, karena dari segi kognitif tinggi namun afektif(sikap) rendah maka ditakutkan sangat jika ilmu yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan yang merugikan banyak pihak. Maka harus ada pola asuh orang tua baik dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

          Di sini saya mempunyai wacana untuk Pola Asuh orang tua kepada anak-anak mereka dengan mencontoh sahabat nabi yaitu Ali bin Abi Tholib. Dengan melihat tahap-tahap yang urut maka kita mungkin dapat menerapkannya dan semoga anak kita akan menjadi seseorang yang emang diidamkan oleh kita(anak yang sholeh dan sholehah).
          Tahap pertama dari 0-7 tahun, anak harus dijadikan seorang raja. Raja disini maksudnya kita harus menuruti dan membuat senang dia namun tetap harus di batasi dengan selektif, apa yang boleh buatnya dan apa yang tidak boleh untuknya. Dengan begini kita tetap bisa membuat dia seperti raja namun tetap bisa mengontrol dia.
          Tahap kedua dari 7-14 tahun, anak harus dijadikan menjadi tawanan perang. KENAPA? karena di masa itu anak sudah ingin bereksplorasi dan selalu ingin mencoba-coba. Di saat ini orang tua harus lebih protektif karena jika orang tua lenggah di fase ini maka anak akan menjadi tidak diinginkan. Disini hukum-hukum agama juga harus di tegakkan karena difase ini juga sudah ada ketentuan bahwa jika anak ada yang tidak menunaikan sholat maka harus mulai dipukul karena disini fase yang sangat rawan untuk menentukkan masa depan anak tersebut.
         Tahap ketiga dari 14-keatas, anak harus dijadikan seorang sahabat karena disaat ini penalaran atau pemikiran anak sudah dapat menentukan pilihan yang baik atau yang buruk sehingga kita harus tetap mendengarkan pendapat mereka. Disini kita harus merangkul anak dan juga teman mereka.KENAPA? karena dengan merangkul teman mereka kita bisa mengawasi dan mengontrol mereka lewat teman mereka.
        Dan terakhir kita harus tetap mendoakan mereka dan tetap terus berikhtiyar sebagai bentuk kita cinta dengan anak kita.

Bagaimana pendapat anda???

Sumber :http://guru-pejuang95.blogspot.com/2014/12/pola-asuh-orang-tua-ala-ali-bin-abi.html
Read More ->>

3 Dec 2014

Kuantor Islamic

Assalamu 'alaikum..
ya akhi dan ukhti, bagaimana kabarnya? semoga baik-baik saja. Mari kita belajar bersama lagi. Setelah belajar tentang logika matematika, kita akan menemui materi pembelajaran tentang kuantor umum(kuantor universal) dan kuantor khusus(kuantor eksistensial). Semua ini karena adanya negasi dari suatu pernyataan yang diawali dengan kata semua dan ada. Jika pernyataan tersebut diawali dengan kata "Semua" maka kita menggunakan kuantor umum(kuantor eksistensial) karena semua yang ada dapat termasuk dalam pernyataan tersebut. Contoh ayat 57 surat Al Ankabut:

29:57
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan"

Di sini kita mendapatkan contoh kuantor universal dan kuantor eksiitensial. kenapa? karena disini ada kata "tiap-tiap" dapat kita artikan semua dan makna dari kuantor universal adalah "semua", jadi cocok dengan definisi. Dan nilai kebenaran dari pernyataan pertama "tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati" adalah benar karena semua yang berjiwa tidak ada yang hidup kekal. apakah kita pernah menemui makhluk yang berjiwa yang kekal.
Dan nilai kebenarnya dari pernyataan kedua "hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan" bernilai benar karena maksud dari "Kami" adalah Allah dan maksud dari "Kamu" adalah manusia sehingga benar kita manusia hanya akan kembali kepada Allah. Dari pernyataan pertama dan kedua kita sudah mendapatkan contoh tentang kuantor universal dan kuantor eksistensial. Inti dari pembahasan kuantor universal dan kuantor eksistensial adalah kata yang digunakan pada pernyataan tersebut apa "semua" atau "ada".
bagaimana pendapat anda??

sumber:  blog-pejuang95.blogspot.com
Read More ->>

30 Nov 2014

logika islam

Di kelas X semester genap, kita sudah mendapatkan pelajaran logika matematika. Logika matematika mempelajari tentang bagaimana kita berfikir logis dengan menggunakan simbol-simbol matematika. Di dalam logika matematika di SMA kita mempelajari tentang Konjungsi, Disjungsi, Implikasi dan Biimplikasi. Dan semua itu mempunyai nilai kebenaran sendiri-sendiri.



Di dalam logika matematika kita sangat memperhatikan kata hubung dan kegunakannya. Seperti kata "dan", "atau", "jika .... maka...." dan "...jika dan hanya jika...." mempunyai nilai kebenaran sendiri-sendiri. Konjungsi (dan) bernilai benar jika kedua pernyataan (anteseden) bernilai benar. Dan semuanya mempunyai nilai kebenarannya sendiri-sendiri.
Dalam Al-Quran kita juga bisa menemui tentang kata hubung. Di dalam Al-Quran semua ilmu yang ada adalah benar seperti ayat 97 surat AL Baqoroh yaitu:

 2:97
"Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman."

Kata "dan" ini menunjukan bahwa dari dua penyataan (1.membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya 2.menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman) akan bernilai benar jika kedua pernyataan tersebut bernilai benar.

Dan kita bisa memilih satu pernyataan yang bernilai benar atau keduanya seperti ayat 46 surat An Nazi'at yaitu:

79:46
"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari"

Ternyata didalam Al Quran dari 1400 tahun lalu sudah menerangkan nilai-nilai matematika tentang logika matematika dan masih banyak lagi contoh-contohnya. semoga dapat menjadi renungan dan pelajaranan bagi kita bahwa Al Quran adalah ilmu dari Allah untuk kita manusia yang ingin mempelajari lebih banyak tentang Al Quran dan ingin menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Amiin.
bagaimana pendapat anda???
Sumber: http://guru-pejuang95.blogspot.com/2014/11/logika-matematika-islam.html
Read More ->>
AHMAD ZAINUL MUHTARAN. Powered by Blogger.

About

Blogger news